AKHLAQ TERCELA (hasad, dendam, ghibah, FITNAH DAN NAMIMAH) dan Dampaknya Dalam Kehidupan
Hasad
Hasad secara bahasa berarti iri atau dengki, sedangkan menurut istilah hasad adalah perasaan tidak senang terhadap orang lain yang mendapatkan nikmat dari Allah. Orang yang memiliki sifat hasad selalu iri hati jika melihat orang lain hidup senang Hasad atau dengki adalah sifat tercela. Allah Swt. dan Rasul-Nya melarang kita berbuat hasad atau dengki.
Sabda Rasulullah saw.
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : لاَ تَحَاسَدُوْا ، وَلاَ تَنَاجَشُوْا ، وَلاَ تَبَاغَضُوْا ، وَلاَ تَدَابَرُوْا ، وَلاَ يَبِعْ بَعْضُكُمْ عَلَى بَيْعِ بَعْضٍ ، وَكُوْنُوْا عِبَادَ اللهِ إِخْوَانًا ، اَلْـمُسْلِمُ أَخُوْ الْـمُسْلِمِ ، لاَ يَظْلِمُهُ ، وَلاَ يَخْذُلُهُ ، وَلاَ يَحْقِرُهُ ، اَلتَّقْوَى هٰهُنَا ، وَيُشِيْرُ إِلَى صَدْرِهِ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ ، بِحَسْبِ امْرِئٍ مِنَ الشَّرِّ أَنْ يَحْقِرَ أَخَاهُ الْـمُسْلِمَ ، كُلُّ الْـمُسْلِمِ عَلَى الْـمُسْلِمِ حَرَامٌ ، دَمُهُ وَمَالُهُ وَعِرْضُهُ.
Dari Abu Hurairah Radhyallahu anhu ia berkata, Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Kalian jangan saling mendengki, jangan saling najasy, jangan saling membenci, jangan saling membelakangi ! Janganlah sebagian kalian membeli barang yang sedang ditawar orang lain, dan hendaklah kalian menjadi hamba-hamba Allâh yang bersaudara. Seorang muslim itu adalah saudara bagi muslim yang lain, maka ia tidak boleh menzhaliminya, menelantarkannya, dan menghinakannya. Takwa itu disini –beliau memberi isyarat ke dadanya tiga kali-. Cukuplah keburukan bagi seseorang jika ia menghina saudaranya yang Muslim. Setiap orang Muslim, haram darahnya, hartanya, dan kehormatannya atas muslim lainnya.”
Allâh Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
وَلَا تَتَمَنَّوْا مَا فَضَّلَ اللَّهُ بِهِ بَعْضَكُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ ۚ لِلرِّجَالِ نَصِيبٌ مِمَّا اكْتَسَبُوا ۖ وَلِلنِّسَاءِ نَصِيبٌ مِمَّا اكْتَسَبْنَ ۚ وَاسْأَلُوا اللَّهَ مِنْ فَضْلِهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمًا
Dan janganlah kamu iri hati terhadap karunia yang dilebihkan Allâh kepada sebagian kamu atas sebagian yang lain. (Karena) bagi laki-laki ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan bagi perempuan (pun) ada bagian dari apa yang mereka usahakan. Mohonlah kepada Allâh sebagian dari karunia-Nya. Sungguh Allâh Maha Mengetahui segala sesuatu. [an-Nisâ’/4:32]
Hasad atau dengki adalah sifat iblis dan setan. Mahluk Allah yang pertama kali memiliki sifat hasad/dengki adalah Iblis. Iblis dengki kepada Nabi Adam as. Karena Nabi Adam diciptakan oleh Allah sebagai mahluk yang terhormat, Iblis iri hati melihat Malaikat bersujud menghormati Nabi Adam. Karena sifat dengki yang sudah melekat pada dirinya, Iblis tidak mau menghormati Nabi Adam, walaupun itu perintah Allah. Oleh sebab itu Iblis dikutuk oleh Allah.
Orang yang memiliki sifat dengki merasa iri hati melihat orang lain hidup senang atau beruntung. Ia menginginkan keberuntung itu pindah kepadanya, Karena hatinya selalu kotor. Orang yang dengki itu akan sia-sia amal ibadahnya terhapus oleh sifat dengkinya.
Sabda Rasulullah saw.
Artinya: “Jauhkanlan dirimu dari sifat dengki, karena dengki itu memakan semua kebaikan, sebagaimana api menghanguskan kayu bakar.” (HR. Abu Dawud )
Orang yang bersifat dengki hanya akan memperoleh celaan, kehinaan dan kesusahan bahkan para Malaikat melaknat orang yang memiliki sifat dengki.
Sifat hasad dan dengki dapat ditimbulkan oleh beberapa sebab:
- Tidak bersyukur terhadap nikmat yang diberikan oleh Allah, merasa kurang dan tidak puas terhadap nikmat yang dia terima.
- Adanya perasaan tidak senang kepada orang lain,
- Adanya perasaan tinggi hati, tidak senang jika ada orang yang melebihi/ lebih baik darinya.
Menghilangkan rasa hasad:
- Senantiasa bersyukur terhadap nikmat Allah
- Berusaha menyenangkan orang lain
- Bersikap rendah hati
Dendam
Dendam artinya berkeinginan untuk membalas perbuatan jahat orang lain. Allah Swt sangat membenci orang yang pendendam, karena sifat pendendam sangat membahayakan dan merugikan orang lain. Sabda Rasulullah saw.
Yang artinya: Orang yang paling dibenci oleh Allah adalah orang yang paling pendendam.” (HR. Bukhori dan Muslim)
cara menghindari sifat dendam:
cara menghindari sifat dendam:
- segera maafkan kesalahan orang lain
- ingat kebaikan orang lain,
- jangan ingat keburukan orang lain
Ghibah
Ghibah artinya mengumpat atau menggunjing yaitu perbuatan atau tindakan yang membicarakan aib orang lain. Allah berfi rman dalam Qur’an Surah al-Hujurat ayat 12
Artinya: “Wahai orang-orang yang beiman! Jauhilah banyak prasangka, sesungguhnya prasangkan itu dosa, dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang janganlah ada diantara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah makamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah penerima taubat, Maha penyayang. ” (Q.S. al-Hujurat : 12)
Dalam Hadis Rasulullah saw. bersabda yang artinya: “Ghibah ialah apabila engkau menyebutkan perihal saudaramu dengan sesuatu yang tidak disukai olehnya.Muslim)
Sebab-sebab timbulnya ghibah :
- Ingin menghilangkan perasaan marah. Jika telah terlampiaskan marahnya ia puas.
- Kemegahan diri, seseorang yang ingin dikatakan hebat, dan mewah atau megah.
- Mengaggap orang lain lemah, rendah dan hina.
Fitnah
Fitnah artinya: Perkataan yang bermaksud menjelekkan orang seperti menodai nama baik, merugikan kehormatan orang lain.
Firman Allah Q.S. al-Baqarah 217.
Artinya: “Sedangkan fi tnah lebih kejam dari pada pembunuhan”
Orang yang suka memfi tnah biasanya orang yang pengecut, dia tidak senang melihat lain hidup senang atau bahagia, ia berupaya agar orang lain jatuh kedalam kebinasaan.
Sebab-sebab yang menimbulkan fitnah:
a. adanya tekanan orang atau pihak lain
b. karena hukuman
c. Berupa pemberian Allah baik dan buruk
d. Kalah dan menang Senang dan susah dan
e. Berupa anak dan harta
Firman Allah dalam Q.S. al- Anfal: 28
Artinya: “Dan ketahuailah bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan/ fi tnah dan sesungguhnya di sisi Allah ada pahala yang besar.” (Q.S. al- Anfal : 28 )
Namimah
Pengertian Namimah
Menurut bahasa namimah berasal dari bahasa Arab yang artinya adu domba. Adapun yang dimaksudkan dengan namimah menurut istilah adalah menyampaiakan sesuatu yang tidak disenangi. Baik yang tidak senang itu
orang yang diceritakan ataupun orang yang mendengarnya. Kita biasa menyebutnya dengan “adu domba”. Cara menyampaikan sesuatu itu biasanya dengan ucapan atau perkataan, tetapi adakalanya dengan tulisan, isyarat atau dengan sindiran.
Namimah pada hakekatnya adalah menyampaikan atau menceritakan rahasia orang lain sehingga merusak nama baik orang lain tersebut, tentu saja orang yang diceritakan itu merasa tidak senang dan dapat menimbulkan permusuhan.
Seringkali terjadi namimah dilakukan oleh orang yang sengaja ingin menimbulkan permusuhan antara seseorang dengan orang lain atau bahkan sifat seseorang yang ingin mencari popularitas diri sendiri diatas penderitaan orang lain. Misalnya Abduh dan Asmat adalah dua orang yang bersahabat. Fulan adalah orang yang banyak omong dan akhlaknya kurang baik. Melihat persahabatan Abduh dan Asmat sangat akrab, Fulan kemudian mencari-cari peluang untuk mengadu domba antara Abduh dan Asmat. Dengan berbagai cara Fulan lakukan, sehingga persahabatannya bercerai berai bahkan terjadi perkelahian atau permusuhan antara Abduh dan Asmat.
Dalil yang berhubungan dengan namimah
Namimah termasuk akhlak tercela yang dilarang dalam Agama sesuai dengan firman Allah Swt sebagai berikut:
َلَا تُطِعْ كُلَّ حَلاَّفٍ مَهِينٍ , هَمَّازٍ مَشَّاءٍ بِنَمِيمٍ (القلم: 10-11)
Artinya : dan janganlah kamu ikuti setiap orang yang banyak bersumpah lagi hina, yang banyak mencela, yang kian ke mari menghambur fitnah, (Q.S. Al- Qalam : 10-11)
Artinya: kecelakaanlah bagi Setiap pengumpat lagi pencela, (Q.S. al-Humazah ayat 1)
Penyebab timbulnya sifat namimah
Perbuatan namimah atau adu domba disebabkan antara lain :
a. Ada perasaan tidak senang terhadap orang yang diceritakan.
b. Adanya sifat dengki pada diri seseorang yang menyebabkan ketidak senangan kepada orang lain yang mendapatkan kebahagiaan maupun kesuksesan.
c. Mencari muka agar orang lain bersimpati kepada dirinya.
d. Gemar berbicara berlebihan, omong kosong atau berbicara tentang hal-hal yang tidak benar.
e. Ada beberapa cara untuk menghindari sifat namimah antara lain :
f. Apabila melihat atau mendengar sesuatu yang disampaikan orang lain itu akan menimbulkan keburukan sebaiknya didiamkan saja.
g. Jangan melayani omongan orang yang suka berkata bohong.
h. Apabila ada berita yang meragukan dari seseorang, agar diselidiki dulu kebenarannya.
dampak namimah :
Namimah merupakan sebuah dosa besar dan amat dibenci oleh Allah
Namimah dikelompokkan ke dalam perbuatan fitnah dan dihukumi dosa besar.
Orang namimah termasuk kelompok orang munafik, karena memiliki muka dua.
Perilaku namimah dapat memutuskan tali silaturahmi dan ukhuwah Islamiyah dua orang atau lebih
Hidupnya senantiasa khawatir dan tidak tenang.
SUMBER :
buku siswa aqidah akhlaq kelas VIII MTs terbitan direktorat pendidikan madrasah, direktorat jendral pendidikan islam, kementerian agama republik indonesia 2015







Tidak ada komentar:
Posting Komentar